Senin, 3 Februari 2025
"Dulu waktu saya masih kecil, saya sering melihat buaya ini berjemur. Dahulu ada tiga ekor, satu induk besar belangkai dan dua ekor anaknya," ujar Eka Yolanda, cucu almarhum Kik Geribi, seorang penggiat Antu Bubu.
Keberadaan buaya di kawasan ini memang bukan fenomena baru. Warga menyebut bahwa reptil tersebut telah lama menghuni daerah tersebut, bahkan sejak zaman kakek mereka yang sering memancing di sekitar kolong.
Buaya ini mulai menarik perhatian warga setelah dilaporkan sering naik ke halaman belakang rumah seorang anggota kepolisian yang berada di depan masjid setempat. Warga menduga keberaniannya meningkat karena sering diberi makan ayam mati oleh beberapa orang.
"Dulu buaya itu sebenarnya tinggal di bagian lain kolong, tapi seiring waktu mulai sering naik ke area rumah warga," tambah Eka Yolanda.
Meskipun buaya ini belum pernah dilaporkan menyerang warga, kehadirannya tetap menimbulkan kekhawatiran. Beberapa warga yang sering memancing di sekitar lokasi juga mengaku tidak pernah melihat buaya ini menyerang manusia secara langsung.
"Saat buaya berhasil ditangkap, warga bersorak ketakutan sekaligus lega. Saya sendiri malah tertawa karena kejadian itu cukup lucu melihat reaksi orang-orang," ujar salah seorang saksi dengan nada bercanda.
Buaya ini nantinya akan dipindahkan ke lokasi penangkaran guna menghindari potensi bahaya bagi masyarakat sekitar. Warga berharap tidak ada lagi buaya liar yang muncul di pemukiman sehingga lingkungan tetap aman dan nyaman.(Fairus Belitong)