Ketua LSM FAKTA, Ade Kelana, mengungkapkan sejumlah kejanggalan terkait anggaran makan dan minum Pimpinan Kabupaten Belitung Timur (Beltim) yang disebut mencapai Rp 1,5 miliar per tahun. Hal ini disampaikan dalam rilis resmi yang diterima oleh Sisnet Radio pada Sabtu, 18 Januari 2025.
Ade menceritakan pengalamannya bersama beberapa aktivis Beltim yang bertemu dengan seorang tamu dari luar Belitung di sebuah rumah makan di Manggar. Saat itu, tamu tersebut mengajak mereka untuk makan siang di salah satu rumah makan di Kelapa Kampit. Namun, mereka menolak tawaran tersebut karena dianggap tidak masuk akal.
Pertanyaan Soal Anggaran
Ade mempertanyakan alasan mengapa hanya dua rumah makan, yakni satu di Manggar dan satu di Kelapa Kampit, yang digunakan untuk melayani tamu pimpinan Beltim. “Apakah ini diatur oleh Kabag Umum atau memang sudah diatur-atur oleh Pimpinan Beltim?” tanyanya dalam rilis tersebut.
Ade juga menyebutkan adanya indikasi campur tangan pimpinan Beltim dalam pengelolaan anggaran makan minum ini. Ia khawatir pola serupa terjadi dalam pengadaan barang dan jasa lainnya, seperti tender proyek fisik, ATK, atau percetakan.
Kritik terhadap Pengelolaan Anggaran
Menurut Ade, banyak pengusaha lokal kehilangan peluang kerja sama dengan Pemkab Beltim karena pengadaan hanya dikerjakan oleh perusahaan tertentu. “Padahal, banyak pengusaha lokal yang memiliki pengalaman dan kemampuan, tetapi mereka tidak mendapat kesempatan,” ujarnya.
Harapan untuk Perbaikan
Ade menegaskan pentingnya evaluasi dan koreksi terhadap penataan dan pengelolaan pengadaan barang dan jasa di Kabupaten Beltim. Ia berharap hal ini tidak terjadi lagi di tahun 2025 dan seterusnya.
“Ini bukan hanya tentang anggaran makan minum, tetapi juga soal transparansi dan pemerataan kesempatan untuk kemajuan bersama di Kabupaten Beltim,” tutup Ade.(sis)
Berita ini berdasarkan rilis resmi dari LSM FAKTA yang diterima oleh Sisnet Radio.
.jpeg)
