Perjalanan ini bukan sekadar perjalanan biasa. Total waktu tempuh yang diperlukan mencapai 106 hari, jauh lebih lama dibandingkan dengan haji reguler yang biasanya memakan waktu sekitar 40 hari pulang-pergi. Namun, terdapat satu keuntungan besar: para peziarah ini tidak perlu menunggu bertahun-tahun untuk mendapatkan kuota haji, karena begitu tiba di Tanah Suci, mereka dapat langsung menunaikan ibadah.
Masa tunggu haji reguler di Indonesia saat ini cukup panjang. Bagi calon jamaah yang mendaftar pada tahun 2024, estimasi masa tunggu berkisar antara 11 hingga 47 tahun. Ini berarti seorang pendaftar harus menanti hingga hampir setengah abad sebelum berangkat haji, dengan harapan tetap sehat secara fisik, mental, dan spiritual.
Di sisi lain, para anak muda yang memiliki tekad kuat ini memilih jalur alternatif. Dengan modal yang relatif lebih rendah, mereka dapat mencapai Mekkah dalam waktu yang lebih singkat, sekaligus merasakan pengalaman spiritual dan petualangan yang luar biasa.
Selain berjalan kaki, terdapat pula sejumlah pemuda dari berbagai negara yang menggunakan sepeda sebagai sarana untuk mencapai Tanah Suci. Perjalanan mereka penuh dengan tantangan, namun juga menjadi inspirasi bagi banyak orang.
Sejumlah individu telah berhasil menunaikan ibadah haji dengan berjalan kaki, di antaranya:
Mochammad Khamim Setiawan: Pemuda asal Pekalongan, Indonesia, yang memulai perjalanannya pada 28 Agustus 2016 dan tiba di Mekkah setelah menempuh jarak sekitar 9.000 kilometer.
Senad Hadzic: Pria asal Bosnia yang berjalan kaki menuju Mekkah pada tahun 2012, menghadapi berbagai tantangan cuaca dan administratif.
Adam Muhammad: Pria asal Inggris yang memulai perjalanan dari Wolverhampton pada 1 Agustus 2021, menempuh hampir 6.500 kilometer melintasi sembilan negara, dan tiba di Mekkah pada 26 Juni 2022 setelah perjalanan panjang yang penuh tantangan.
Shihabudeen Sayid Alawi: Pria asal India yang berjalan kaki sejauh 8.649 kilometer dari Kerala ke Mekkah selama 382 hari, dengan tekad dan dedikasi yang luar biasa.
Fenomena ini menjadi bukti bahwa ibadah haji dapat dilakukan dengan berbagai cara, asalkan memiliki niat yang kuat dan keteguhan hati. Dengan tantangan fisik dan mental yang luar biasa, perjalanan spiritual ini tidak hanya menjadi sarana mendekatkan diri kepada Allah, tetapi juga menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk mengeksplorasi pengalaman keagamaan yang lebih mendalam dan bermakna. (s)