Notification

×

Iklan

Iklan

"Kenangan di Balik Dunia Analog: Perjalanan Seorang Editor Audio Visual di Era 1996"

Selasa, 20 Mei 2025 | Mei 20, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-05-20T05:58:20Z


Mengenang kembali tahun 1996, saat dunia produksi audio-visual masih sepenuhnya bergantung pada teknologi analog, menjadi sebuah catatan berharga dalam perjalanan karier kreatif di industri penyiaran. Di masa tersebut, proses kreatif dilakukan dengan dedikasi tinggi, ketelitian luar biasa, dan keterampilan teknis yang mendalam.

Karier sebagai Editor Audio Mixing dimulai di PT. Citra Kosa Kata Indah, sebuah Production House milik Ibu Maria Oentu, yang berlokasi di Pejaten, Pasar Minggu – Jakarta Selatan. Di sanalah berbagai pengalaman dan keterampilan mulai diasah, mulai dari dubbing film, produksi sandiwara radio, hingga penerjemahan dan penyusunan subtitle untuk berbagai genre film, seperti film India, telenovela, hingga film aksi internasional.

Pada masa itu, seluruh proses produksi dilakukan secara analog, dengan perangkat seperti:

  • Recorder U-Matic untuk perekaman,

  • Mixer Yamaha dan Mic Sennheiser untuk audio dubbing,

  • DA-88 untuk rekaman digital tape,

  • Player Betacam dan sistem Switcher Analog,

  • serta Quanta untuk penulisan subtitle.

Setiap langkah memerlukan akurasi dan kreativitas manual. Tidak ada shortcut. Semua kualitas gambar, transisi, hingga penyesuaian suara merupakan hasil olahan tangan dan intuisi editor. Proses produksi memakan waktu panjang, namun melahirkan karya yang penuh nilai artistik.

Era Peralihan: Dari Analog ke Digital

Memasuki tahun 2004, perubahan besar terjadi. Dunia produksi mulai beralih ke teknologi digital. Di masa transisi ini, mulai diperkenalkan software seperti:

  • Adobe Premiere dan Avid Xpress untuk video editing,

  • Pinnacle Studio untuk sistem berbasis chapter,

  • Sony Vegas dan Cakewalk Sonar untuk produksi audio.

Peralihan ini mengubah paradigma kerja secara signifikan. Proses editing menjadi lebih cepat, penyimpanan berpindah dari kaset fisik seperti Mini DV, DA-88, dan Betacam, ke media harddisk dan digital file. Proses distribusi ke stasiun televisi pun kini hanya memerlukan mixdown digital dan transfer file melalui media penyimpanan atau jaringan.

Meski demikian, semangat dan kedalaman kerja dari era analog tetap menjadi warisan berharga. Dunia digital menawarkan kemudahan, tetapi nilai artistik dan ketelitian dari proses analog menjadi fondasi penting dalam membangun kualitas kerja profesional masa kini.

Refleksi dan Harapan

Hari ini, di tengah kemajuan teknologi yang serba cepat, ada kerinduan terhadap masa-masa ketika kreativitas lahir dari proses manual yang panjang. Bagi para pelaku industri yang pernah terlibat di era tersebut, itu bukan sekadar pekerjaan, tetapi perjalanan penuh makna.

Untuk para sahabat dan rekan kerja di masa itu, yang tetap bertahan maupun memilih jalan lain, semoga semangat berkarya dan berinovasi tidak pernah padam. Dunia terus berubah, dan adaptasi menjadi kunci. Namun, kenangan terhadap dunia analog akan selalu hidup sebagai akar dari kreativitas kita hari ini.

Selamat jalan dunia analog. Terima kasih telah menjadi bagian dari perjalanan kami.

TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×
Berita Terbaru Update