Manggar, 26 Januari 2025
Kabupaten Belitung Timur kini memasuki usia ke-22, momen yang seharusnya menjadi ajang refleksi dan kebanggaan bersama. Namun, sejumlah pihak, termasuk media lokal, merasa prihatin terhadap beberapa dinamika yang terjadi di bawah kepemimpinan Bupati Burhanudin.
Salah satu isu yang menjadi perhatian adalah pembangunan Situ Kulong Minyak, yang selama ini dipromosikan oleh Bupati sebagai ikon dan pencapaian besar. Bahkan, peresmian Situ Kulong Minyak direncanakan pada tanggal 27 Januari, meskipun proyek tersebut belum sepenuhnya selesai dan belum diserahterimakan oleh pemerintah pusat melalui Balai Wilayah Sungai Bangka Belitung Direktorat Sumber Daya Air Kementerian PUPR.
“Hal ini memberikan kesan bahwa peresmian dipaksakan, tanpa mempertimbangkan prosedur yang seharusnya,” ujar salah satu pengamat lokal.
Lebih dari itu, sorotan juga mengarah pada kebijakan Pemda dalam menyelenggarakan acara-acara resmi. Setiap perayaan yang melibatkan pemerintah daerah dikabarkan mengandalkan sumbangan dari OPD (Organisasi Perangkat Daerah), termasuk pada acara HUT ke-22 tahun ini. “Kami sebagai media merasa malu. Kabupaten Belitung Timur yang kaya kok masih mengandalkan sumbangan untuk acara penting seperti ini? Di mana letak harga diri kita?” tambahnya.
Pengakuan atas Warisan Pemimpin Sebelumnya
Situ Kulong Minyak sejatinya merupakan hasil dari perencanaan era kepemimpinan Bupati Basuri Tjahaja Purnama dan Zarkani Mukri. Banyak pihak menyayangkan minimnya pengakuan terhadap kontribusi mereka.
“Seharusnya, ada apresiasi nyata kepada Pak Basuri. Contohnya, undang beliau ke acara HUT Belitung Timur, dan nyatakan terima kasih di hadapan masyarakat. Jangan sampai jasa beliau sebagai Bupati terdahulu seolah terlupakan hanya karena berganti kepemimpinan,” ungkap seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Salah satu langkah yang dipandang kontraproduktif adalah perubahan nama Stadion BTP . menjadi Stadion Pelawan. “Alih-alih membangun warisan baru, yang dilakukan hanya mengganti nama. Bahkan anak sekolah dasar pun bisa melakukannya,” kritik tajam lainnya.
Harapan untuk Masa Depan
Sebagai media lokal, Sisnet Radio mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mendorong pemimpin masa depan agar lebih kreatif dan inovatif. Warisan pembangunan, seperti yang dilakukan oleh Basuri dan Zarkani, harus menjadi inspirasi. “Bukan hanya bicara, tetapi tinggalkan jejak nyata yang akan dikenang anak cucu. Pemimpin yang bijak adalah mereka yang berani berterima kasih kepada pendahulunya dan menciptakan sesuatu yang baru untuk generasi mendatang,” pungkasnya.
Perjalanan Belitung Timur masih panjang. Saatnya bagi para pemimpin untuk menunjukkan visi, kreativitas, dan komitmen demi kemajuan daerah, bukan sekadar retorika atau pencitraan belaka. (sis)



