Notification

×

Iklan

Iklan

Kabupaten Beltim Targetkan Prevalensi Stunting Turun ke 13,3 Persen, BKKBN Dorong Program Genting

Rabu, 30 April 2025 | April 30, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-04-29T22:26:05Z

 


Manggar, SISnet Radio
– Pemerintah Kabupaten Belitung Timur (Beltim) menargetkan angka prevalensi stunting turun menjadi 13,3 persen pada tahun 2025, dari angka 14,00 persen di tahun sebelumnya. Berdasarkan data terbaru dari Elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPBGM), saat ini angka prevalensi stunting di Beltim sudah berada di 5,71 persen.

Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Beltim, Mathur Noviansyah, usai membuka Rapat Koordinasi Evaluasi Penurunan Kasus Stunting bersama berbagai stakeholder dan mitra kerja di Hotel Guest Manggar, Selasa (29/4/2025).

“Dari angka 5,71 itu, bersama-sama OPD terkait serta mitra mereka termasuk PKK, kita harus terus menurunkan angka stunting agar lebih rendah dari target,” jelas Mathur.

Mathur menekankan bahwa upaya penurunan stunting tidak bisa dilakukan secara sektoral, melainkan harus melibatkan berbagai pihak, termasuk BKKBN, PKK, pemerintah desa, dan pihak swasta melalui program CSR.

“Dengan keterbatasan anggaran, kita dituntut kreatif dan inovatif. Pemerintah desa wajib mengalokasikan APBDes untuk penanganan stunting,” tambah Mathur, yang hadir mewakili Bupati Beltim, Kamarudin Muten.

Pemkab Beltim pun siap menjalankan seluruh program pemerintah pusat dalam percepatan penurunan stunting. Namun, dukungan masyarakat tetap menjadi kunci utama keberhasilan program.

“Karena objeknya adalah masyarakat, maka peran serta masyarakat itu sangat penting,” ujar Mathur.

BKKBN Babel Dorong Program ‘Genting’

Kepala BKKBN Perwakilan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Fazar Supriadi Sentosa, dalam kesempatan yang sama menyampaikan pentingnya penerapan Program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) di Kabupaten Beltim.

Program Genting merupakan bagian dari strategi percepatan penurunan stunting sesuai Peraturan Presiden No. 72 Tahun 2021, dengan BKKBN sebagai koordinator utama.

“Program ini merupakan quick win dari Pak Menteri Wihaji. Kita galakkan agar tepat sasaran ke keluarga berisiko stunting,” ungkap Fazar.

Program Genting adalah pengembangan dari Program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS), dengan periode pendampingan kini diperluas menjadi dua tahun untuk anak dan ibu menyusui serta ibu hamil.

“Anak stunting kita beri makanan bergizi, ibu hamil tak mampu kita bantu. Edukasi juga kita berikan untuk remaja agar hidup sehat,” tambahnya.

Melalui program ini, diharapkan balita berisiko stunting bisa mendapatkan bantuan gizi, edukasi, serta dukungan kesehatan yang lebih baik – dengan prioritas pada keluarga miskin berisiko tinggi.(S)

TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×
Berita Terbaru Update