Pada Selasa, 23 September 2025, di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-80, Presiden RI Prabowo Subianto menyampaikan pidato yang bukan hanya menggetarkan hati rakyat Indonesia, tetapi juga menyentuh jiwa para pemimpin dan delegasi dari berbagai negara. Presiden RI+2YouTube+2
Dalam pidatonya, Presiden Prabowo mengangkat tema kemanusiaan, keadilan, dan perdamaian global. Ia menyoroti konflik yang berkepanjangan di berbagai belahan dunia dan mengajak seluruh negara untuk bergandeng tangan menegakkan hak asasi manusia, serta memperjuangkan solusi yang adil bagi mereka yang tertindas. YouTube+2YouTube+2
Salah satu momen paling menyentuh dalam pidato itu terjadi ketika Presiden Prabowo menyampaikan dukungan penuh kepada korban konflik dan menyuarakan harapan agar penderitaan mereka diakhiri. Yang hadir di ruang sidang pun tampak terdiam, mengamati dengan haru saat setiap kata penuh makna itu terlontar. YouTube+1
Tak sekadar seruan moral, Presiden Prabowo juga menyampaikan proposal konkret tentang kerja sama internasional, perlindungan terhadap rakyat kecil yang terdampak perang, serta perlunya menguatkan solidaritas antarnegara agar konflik tak lagi dijadikan alat politik semata. Presiden RI+1
Reaksi internasional terhadap pidato tersebut pun positif. Banyak delegasi dan media asing memuji ketegasan dan keberanian Presiden Indonesia dalam menyuarakan suara keadilan di forum dunia. Mereka menyebut pidato itu sebagai salah satu momen paling bermakna dalam sejarah partisipasi Indonesia di PBB. Presiden RI+1
Dengan pidato ini, nama Indonesia – dan khususnya pemimpinnya – kembali menempati posisi strategis dalam diplomasi global. Suara keadilan dan kemanusiaan yang disuarakan begitu tulus dan menggugah, meninggalkan kesan mendalam bagi siapa saja yang menyaksikannya. (s)