Notification

×

Iklan

Iklan

Festival Rebana Padang Berselawat 2025 Resmi Dibuka: Wabup Beltim Ajak Lestarikan Budaya Islami, Kepala Desa Padang dan Panitia Tekankan Ukhuwah & Syiar

Jumat, 05 Desember 2025 | Desember 05, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-12-05T09:04:36Z


Sisnet Radio - Jum,at 5 Desember 2025. Pemerintah Kabupaten Belitung Timur bersama masyarakat Desa Padang, Kecamatan Manggar, sukses melaksanakan Festival Rebana Padang Berselawat 2025, sebuah perhelatan bernuansa Islami yang bertujuan menguatkan ukhuwah, melestarikan tradisi, serta menghidupkan syiar Rasulullah SAW di Pulau Belitong. Acara ini resmi dibuka oleh Wakil Bupati Belitung Timur Khairil Anwar dan dihadiri jajaran Forkopimda, tokoh agama, tokoh masyarakat, para kepala desa, serta peserta dari Belitung Timur dan Belitung.

Semangat Kehadiran & Dukungan Pemerintah

Dalam sambutannya, Wakil Bupati menyampaikan apresiasi atas kebersamaan masyarakat yang hadir dalam suasana penuh kehangatan dan nilai religius. Beliau turut menyampaikan permohonan maaf dan salam dari Bupati Belitung Timur yang sedang bertugas di Jakarta untuk koordinasi program pendidikan strategis, termasuk rencana hadirnya Sekolah Garuda dan pengembangan Sekolah Rakyat.

Wakil Bupati menegaskan bahwa festival ini bukan hanya ajang perlombaan seni, melainkan sarana membangun karakter masyarakat:

  • Melestarikan seni budaya Islami

  • Menghidupkan syiar melalui selawat

  • Mempererat persaudaraan lintas desa dan dua kabupaten

  • Menanamkan nilai-nilai Islam kepada generasi muda

Beliau juga berharap kegiatan ini dapat menjadi agenda tahunan, lengkap dengan rencana piala bergilir, agar semangat berkesenian Islami tetap hidup dari generasi ke generasi.



Sambutan Kepala Desa Padang Kecamatan Manggar, Bapak Izhar

“Silaturahmi dan Syiar Menjadi Niat Utama Kita.”

Dalam suasana penuh keteduhan, Kepala Desa Padang, Bapak Izhar, menyampaikan bahwa festival ini awalnya direncanakan hanya untuk se-Kabupaten Belitung Timur. Namun, melihat antusias desa tetangga dari Kabupaten Belitung, kegiatan ini diperluas menjadi festival dua kabupaten.

Beliau menegaskan:

“Tujuan utama festival ini bukan sekadar mencari juara, tetapi memperkuat silaturahmi dan ukhuwah Islamiyah. Semoga kegiatan ini menjadi amal baik yang dipandang Allah SWT sebagai upaya mengagungkan syiar, khususnya melalui selawat kepada Baginda Rasulullah SAW.”

Beliau juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh panitia dan donatur, serta berharap kegiatan penuh berkah ini dapat ditetapkan sebagai agenda tahunan dengan dukungan pemerintah daerah.

“Tidak kalah penting, kita memberikan semangat kepada ibu-ibu yang telah bersungguh-sungguh berlatih rebana. Semoga seni budaya Islami terus tumbuh dan menjadi identitas desa kita.”



Sambutan Ketua Panitia, Bapak Samsul Hairun

“Rebana adalah Media Syiar, Silaturahmi, dan Persatuan Masyarakat Belitong.”

Ketua Panitia Samsul Hairun menyampaikan bahwa festival ini bertujuan menjaga marwah tradisi Islami yang telah mengakar di masyarakat Pulau Belitong.

“Festival ini kita laksanakan untuk meningkatkan ukhuwah Islamiah, syiar Islam, dan silaturahim, sekaligus mengumandangkan selawat kepada Rasulullah SAW agar keberkahan senantiasa tercurah kepada masyarakat Belitong.”

Beliau mengungkapkan bahwa dukungan pemerintah daerah, donatur, dan masyarakat menjadi kunci terselenggaranya kegiatan ini.

Panitia juga menyampaikan rencana pengembangan festival tahun depan:

“InsyaAllah, tahun berikutnya kita akan mengadakan Festival Rebana khusus generasi muda — tingkat SMP, SMA, dan SMK se-Belitung Timur dan Belitung — agar seni Islami ini terus berkelanjutan sesuai arahan Bapak Wakil Bupati.”


Makna Budaya dan Dukungan Pemerintah

Sebagai tanda resmi dimulainya kegiatan, Wakil Bupati Belitung Timur, Kepala Desa Padang, dan Ketua Panitia bersama-sama memainkan gambus, diiringi seniman lokal Usni Mariosa, sebagai simbol kekompakan masyarakat dan semangat melestarikan seni Islami.




Makna Festival bagi Masyarakat Belitong

Festival Rebana Padang Berselawat 2025 menjadi bukti nyata bahwa seni dan budaya Islami bukan hanya warisan, tetapi kekuatan yang mampu menyatukan masyarakat lintas desa dan dua kabupaten. Melalui suara gendang dan lantunan selawat, nilai-nilai Islam dihidupkan kembali dalam bentuk yang indah, damai, dan penuh kebersamaan.

Dengan dukungan pemerintah daerah, masyarakat, dan generasi muda, kegiatan ini diharapkan menjadi tonggak kebangkitan seni budaya Islami di Belitung Timur dan Belitung.(S)

TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×
Berita Terbaru Update