Senin 14 Apr 2025

Notification

×
Senin, 14 Apr 2025

Iklan

Iklan

"Refleksi Diri dalam Kritik: Antara Kebenaran dan Sensitivitas"

Jumat, 07 Maret 2025 | Maret 07, 2025 WIB | 30 Views Last Updated 2025-03-06T22:37:39Z

Manggar 7 Maret 2025.Dalam dinamika sosial, respons seseorang terhadap kritik sering kali mencerminkan keterkaitannya dengan hal yang disinggung. Mereka yang merasa tersinggung cenderung memiliki hubungan, baik langsung maupun tidak langsung, dengan substansi yang dipersoalkan. Sebaliknya, mereka yang tidak merasa terlibat biasanya merespons dengan tenang, tanpa reaksi emosional berlebihan.

Pepatah lama mengatakan, "Siapa makan cabai, dialah yang merasakan pedas." Ungkapan ini menegaskan bahwa respons terhadap kritik lebih banyak berbicara tentang diri sendiri daripada tentang kritik itu sendiri. Jika seseorang bereaksi keras terhadap sindiran atau teguran, bisa jadi ada kebenaran dalam ucapan tersebut yang menyentuh aspek tertentu dalam dirinya. Sebaliknya, jika seseorang yakin bahwa dirinya bersih dari tuduhan atau tidak terlibat dalam isu yang dibahas, tidak ada alasan baginya untuk merasa terganggu.

Fenomena ini mengajarkan bahwa sebelum merasa tersinggung, ada baiknya seseorang melakukan introspeksi. Sikap defensif yang berlebihan justru dapat menjadi indikator bahwa ada sesuatu dalam dirinya yang belum selesai atau perlu diperbaiki. Sebaliknya, ketenangan dalam menghadapi kritik mencerminkan kedewasaan berpikir serta keteguhan dalam prinsip.

Dalam politik, sosial, maupun kehidupan sehari-hari, tidak semua kritik layak dibalas dengan kemarahan. Ada yang perlu disikapi dengan perbaikan diri, ada pula yang cukup dilewati sebagai suara yang tak memiliki relevansi. Bijaklah dalam merespons, karena sering kali, yang merasa tersinggung adalah mereka yang tanpa sadar merasa tersentuh oleh kebenaran yang tersirat.(s)

TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×
Berita Terbaru Update