SISnet Radio -Simpang Renggiang 2 Desember 2025. Desa Aik Madu memperingati Hari Jadi ke-17 dengan rangkaian kegiatan yang meriah, edukatif, dan kaya nilai budaya. Acara yang dipusatkan di halaman kantor desa ini dihadiri ratusan warga serta sejumlah pejabat daerah, termasuk Wakil Bupati Belitung Timur, Khairil Anwar, yang hadir mewakili Bupati Belitung Timur.
Momentum hari jadi kali ini mengusung semangat refleksi dan konsolidasi pembangunan desa, sekaligus menonjolkan potensi lokal melalui berbagai perlombaan yang mengangkat kearifan budaya setempat.
Wakil Bupati: Desa adalah Fondasi Kemajuan Daerah
Dalam sambutannya, Wakil Bupati Khairil Anwar menegaskan bahwa desa merupakan ujung tombak pembangunan daerah. Ia mengajak seluruh perangkat desa untuk bekerja profesional, transparan, dan menjaga integritas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
“Perayaan ini bukan hanya seremonial, tetapi menjadi kesempatan untuk melihat kembali capaian yang telah diraih dan menyusun langkah baru untuk masa depan yang lebih baik,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa pemerintah daerah tetap berkomitmen memberikan pendampingan, terutama dalam pengembangan potensi pertanian, perikanan, UMKM, hingga pariwisata. “Kalau desa maju, maka kabupaten juga akan maju,” tegasnya.
Tema Lomba Angkat Kearifan Lokal: Asal Mule dan Budaya Bedulang
Bagian menarik dari perayaan ini adalah pelaksanaan dua lomba besar yang sarat nilai budaya:
1. Lomba Bercerita — Tema: “Asal Mule Desa Aik Madu”
Lomba ini bertujuan menghidupkan kembali kisah-kisah sejarah dan asal-usul Desa Aik Madu. Peserta, terutama pelajar, diajak menggali dan menceritakan kembali legenda serta perjalanan desa, sehingga generasi muda tidak kehilangan identitas budaya.
Tema ini dinilai efektif dalam menanamkan kecintaan terhadap sejarah lokal sekaligus membangun karakter generasi muda yang mencintai desa.
2. Lomba Memasak Hidangan Bedulang — Tema: “Dari Ume ke Dulang”
Tradisi bedulang adalah simbol kebersamaan masyarakat Belitung. Melalui tema “Dari Ume ke Dulang”, peserta diajak menciptakan sajian khas yang diolah dari hasil kebun (ume) hingga menjadi hidangan yang disajikan dalam dulang.
Makna yang diangkat:
-
Menggali kekayaan kuliner lokal
-
Melestarikan tradisi makan bersama
-
Menumbuhkan kreativitas kuliner berbasis hasil alam desa
-
Menguatkan gotong royong antarwarga
Kedua lomba ini memperlihatkan komitmen Desa Aik Madu dalam menjaga warisan budaya agar tetap relevan di tengah perkembangan zaman.
Kepala Desa: Perkebunan Jadi Arah Pembangunan Masa Depan
Dalam wawancara eksklusif bersama Sisnet Radio, Kepala Desa Aik Madu, Rizki Filardi, memaparkan strategi pembangunan desa yang kini difokuskan pada sektor perkebunan.
Menurutnya, Aik Madu memiliki lahan produktif yang luas dan berpotensi menjadi pusat pertanian modern di Kabupaten Belitung Timur.
“Desa Aik Madu adalah jantung Pulau Belitung. Banyak lahan yang produktif, dan insya Allah pengembangan perkebunan akan menjadi kekuatan ekonomi desa ke depan,” ungkapnya.
Beberapa program yang telah berjalan:
-
Penanaman 30.000 batang lada melalui bantuan provinsi, dibagikan kepada kelompok petani.
-
Rencana perluasan komoditas kopi, sebagai alternatif ekonomi baru masyarakat.
-
Mendorong peralihan dari sektor tambang ke perkebunan yang lebih berkelanjutan.
Ia menegaskan bahwa desa kini berada pada status Desa Maju dan sedang diarahkan menuju Desa Mandiri melalui penguatan ekonomi warga.
“Kemandirian itu bukan hanya soal pembangunan fisik, tetapi bagaimana masyarakat bisa berdiri sendiri secara ekonomi,” tambahnya.
Perayaan Penuh Makna, Aik Madu Mantapkan Arah sebagai Desa Mandiri
Rangkaian HUT ke-17 Desa Aik Madu tahun ini tidak hanya memeriahkan suasana, tetapi membawa pesan penting: menjaga budaya lokal dan menguatkan pembangunan ekonomi desa.
Dengan komitmen pemerintah daerah, aparatur desa, serta dukungan masyarakat, Aik Madu optimistis melangkah menuju desa yang lebih maju, produktif, dan mandiri. (S)





