Menulis dalam hidup itu menandakan seseorang pernah hidup di suatu zaman.” Kalimat ini merupakan slogan hidup Zikril SS, yang mencerminkan pandangannya tentang makna mendalam dari menulis. Bagi Zikril, tulisan bukan hanya rangkaian kata, tetapi jejak abadi yang mencatat keberadaan seseorang di dunia.
Slogan ini terinspirasi dari perjalanan hidupnya yang penuh makna. Zikril adalah anak bungsu dari 10 bersaudara. Ayahnya, seorang penulis dan pencipta lagu-lagu Melayu, meninggal dunia pada usia muda, 39 tahun. Ketika itu, ibunya berusia 35 tahun, sementara Zikril sendiri baru berusia 9 bulan. Kehilangan ayah di usia dini tidak menghapuskan jejak karya-karya sang ayah, yang hingga kini tetap menjadi sumber inspirasi bagi keluarga dan masyarakat.
“Pagi ini, saya menulis dari Gantung, 18 Januari 2025,” tulis Zikril dalam sebuah refleksi. Tulisan tersebut menggambarkan bagaimana semangat menulis telah menjadi bagian dari dirinya, selaras dengan nilai yang diwariskan oleh sang ayah.
Bagi Zikril, menulis adalah cara untuk terus hidup di hati dan pikiran generasi mendatang. Melalui tulisan, ia berharap dapat mengabadikan kenangan, rasa, dan perjalanan hidup yang berarti. Dengan menjadikan slogan ini sebagai panduan hidupnya, Zikril ingin menginspirasi orang lain untuk mencatat cerita mereka sendiri, sehingga warisan mereka juga dapat dikenang di masa depan.
Karya dan filosofi hidup Zikril adalah pengingat bahwa setiap orang memiliki cerita untuk diceritakan, dan menulis adalah salah satu cara terbaik untuk memastikan cerita tersebut tetap hidup.(sis)