SISNET RADIO -BELITUNG TIMUR, Suasana penuh suka cita dan semangat kebersamaan mewarnai perayaan ulang tahun ke-382 Pakkung Lie, yang digelar pada Senin malam, 6 bulan 6 kalender Tionghoa, bertempat di kawasan Kelenteng Manggar, Belitung Timur. Acara ini berlangsung semarak dengan kehadiran Bupati Belitung Timur, Bapak Kamarudin Muten, serta masyarakat Tionghoa dari berbagai penjuru Pulau Belitung.
Tak hanya itu, acara juga dimeriahkan oleh penampilan artis Tionghoa dari Jakarta, penyanyi Dewi, yang hadir berkat dukungan sponsor, dan berhasil menghibur para hadirin dengan suguhan lagu-lagu khas Tionghoa.
Bupati: “Saya Dipilih untuk Melayani Seluruh Masyarakat”
Dalam sambutannya, Bupati Kamarudin Muten menyampaikan apresiasi atas kekompakan dan pelestarian budaya masyarakat Tionghoa.
“Malam ini saya hadir dalam dua kapasitas: sebagai Ketua Yayasan Kelenteng dan sebagai Bupati yang dipilih oleh masyarakat Belitung Timur. Saya ingin menegaskan, saya dipilih untuk melayani seluruh masyarakat, tanpa kecuali,” ujar beliau disambut tepuk tangan meriah.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada dinas-dinas yang telah membantu kelancaran acara dan menyampaikan permohonan diri karena harus memberikan lebih banyak waktu kepada penyanyi tamu untuk tampil.
Wawancara Eksklusif Radio Sisnet: Tradisi & Makna Pakkung Lie
Kepada Radio Sisnet 90,5 FM, tokoh masyarakat Tionghoa Bapak Jimmi Cong menjelaskan bahwa Pakkung Lie adalah figur leluhur suci yang sangat dihormati oleh masyarakat Tionghoa, khususnya di Belitung.
“Ulang tahun Pakkung Lie diperingati setiap tanggal 6 bulan 6 menurut kalender Tionghoa. Tradisi ini sudah berjalan ratusan tahun dan dirayakan di berbagai tempat seperti Tanjungpandan, Kampit, dan Manggar. Tahun ini, yang menggelar hiburan adalah Manggar dan Sijuk,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan bahwa acara ini memang dikhususkan untuk komunitas internal karena makanan yang disajikan adalah khusus, sehingga Forkopimda tidak diundang demi menjaga kenyamanan bersama. Sebagian besar peserta merupakan penganut agama Buddha dan Konghucu.
“Semoga semua masyarakat yang hadir malam ini merasa bahagia dan penuh berkah,” tutupnya.
🏮 Siapakah Pakkung Lie dalam Kepercayaan Tionghoa?
Pakkung Lie (juga disebut Pakkung Li atau Pak Kung Lie) adalah sosok leluhur suci yang dipercaya sebagai penjaga, pelindung, sekaligus pembimbing spiritual bagi generasi penerusnya.
Menurut kepercayaan tradisional Tionghoa di Belitung, Pakkung Lie adalah pendatang awal dari Tiongkok yang hidup pada abad ke-17. Ia dikenal sebagai tokoh bijaksana, pekerja keras, dan membawa pengaruh baik bagi komunitas perantau Tionghoa di masa itu. Karena sifat kebajikan dan pengabdiannya yang luar biasa, ia dipuja dan dihormati secara turun-temurun oleh keturunannya.
Nama “Pakkung” secara harfiah berarti “kakek agung” atau “kakek buyut,” sementara “Lie” adalah nama marga (keluarga). Maka, “Pakkung Lie” berarti Leluhur Agung dari Marga Lie.
Dalam tradisi Tao dan kepercayaan leluhur Tionghoa, menghormati leluhur bukan sekadar budaya, tetapi bagian dari keyakinan spiritual. Pakkung Lie dianggap sebagai penjaga keselamatan, keseimbangan rezeki, dan keharmonisan keluarga. Oleh karena itu, peringatan ulang tahunnya bukan sekadar seremonial, melainkan wujud nyata dari bakti kepada leluhur dan pengingat akar sejarah komunitas Tionghoa di Belitung.
Menjaga Tradisi, Merawat Harmoni
Perayaan ulang tahun Pakkung Lie ke-382 ini menunjukkan bahwa tradisi lokal tetap terpelihara dengan semangat kekeluargaan dan toleransi. Didukung oleh pemerintah daerah, komunitas Tionghoa di Belitung terus mewariskan nilai-nilai luhur seperti hormat kepada leluhur, gotong royong, dan solidaritas sosial.
Sisnet Radio 90,5 FM sebagai media lokal akan terus mengangkat dan menyuarakan kekayaan budaya masyarakat, demi Belitung Timur yang rukun, sejuk, dan berkemajuan. (Sis)
📻 Dipublikasikan oleh:
Media Online Sisnet Radio – 90,5 FM
Suara Daerah, Suara Harapan
Belitung Timur, 30 Juni 2025



.jpeg)


