SISnet Radio -Manggar, 4 September 2025
Ketua Yayasan Kelenteng Kelapa Kampit yang juga Bupati Belitung Timur Periode 2025–2030, Kamarudin Muten, memastikan perayaan Sembahyang Rebut / Chit Nyet Pan akan berlangsung meriah pada Sabtu–Minggu, 6–7 September 2025 mendatang di Kelenteng Kelapa Kampit.
Tradisi yang dikenal masyarakat Belitong sebagai “Sembahyang Antu Gede” ini merupakan bagian dari kearifan lokal masyarakat Tionghoa yang berpijak pada ajaran agama Buddha. Tujuannya adalah untuk mendoakan arwah leluhur, berbagi rezeki dengan sesama, serta menanamkan nilai kepedulian sosial. Melalui tradisi ini, masyarakat diajak untuk tidak melupakan asal-usul, menghormati leluhur, dan menumbuhkan rasa syukur.
Kamarudin Muten dalam wawancara eksklusif bersama Sisnet Radio menegaskan bahwa panitia telah menyiapkan 10 ton beras yang akan dibagikan kepada masyarakat pada saat acara berlangsung. “Jumlah ini masih bisa bertambah karena adanya dukungan dan sumbangan dari para pengusaha serta masyarakat yang peduli. Inilah wujud kebersamaan dan gotong royong yang kita junjung tinggi,” ungkapnya.
Selain ritual sembahyang, perayaan ini juga menghadirkan hiburan malam puncak yang akan diisi oleh sejumlah artis dari berbagai daerah, antara lain:
-
Marchella Mulyawan (Jakarta)
-
Rizka Juwita (Medan)
-
Wang Ik Fang (Bengkalis)
-
Chai Cia Yik (Bengkalis)
-
Lily Zhao (Pontianak)
Kehadiran para artis ini dipastikan menambah semarak acara sekaligus menjadi daya tarik wisata budaya yang memperkuat citra Belitung Timur sebagai daerah yang menjunjung tinggi keberagaman.
Kamarudin Muten menambahkan, kegiatan ini selaras dengan slogan “Satu Hati Bangun Negeri” yang digaungkan Pemerintah Kabupaten Belitung Timur. Tradisi Sembahyang Rebut tidak hanya mempererat persaudaraan antarumat beragama, tetapi juga memperkuat identitas daerah sebagai ruang hidup yang harmonis, religius, sekaligus berdaya tarik pariwisata.
“Tradisi ini adalah warisan budaya yang sangat berharga. Ia mengajarkan kita untuk berbagi rezeki, menjaga harmoni, dan memperkuat persaudaraan. Belitung Timur patut bangga karena memiliki kekayaan tradisi yang dapat memperkaya kehidupan sosial, budaya, dan spiritual kita bersama,” tutup Kamarudin Muten.(S)