Notification

×

Iklan

Iklan

Wisuda Tahfidz Rumah Quran Kampong Gunong 2025: 38 Santri Diwisuda, Teguhkan Komitmen Menjaga Al-Qur’an

Senin, 21 Juli 2025 | Juli 21, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-07-21T06:45:58Z


Manggar, Sisnetradio
.– Rumah Quran Kampong Gunong (RQKG) kembali mencatatkan kiprah penting dalam pengembangan pendidikan Al-Qur’an di Kabupaten Belitung Timur dengan menyelenggarakan Wisuda Tahfidz Al-Qur’an Tahun 2025, pada Ahad, 20 Juli 2025, bertempat di Gedung Auditorium Zahari MZ, Manggar.

Acara yang berlangsung khidmat dan penuh makna ini dihadiri oleh berbagai pihak, mulai dari instansi pembina pendidikan Al-Qur’an, tokoh agama, tokoh masyarakat, organisasi kemasyarakatan, para wali santri, hingga mitra pendidikan. Momen wisuda menjadi bentuk apresiasi atas ketekunan dan capaian para santri dalam menyelesaikan hafalan Al-Qur’an dari berbagai level.

“Alhamdulillah, sebanyak 38 santri berhasil menyelesaikan program tahfidz sesuai level masing-masing dan mengikuti prosesi wisuda tahun ini. Momentum ini bukan sekadar seremonial, melainkan bentuk motivasi kolektif untuk terus menjaga dan menghidupkan Al-Qur’an dalam kehidupan,” ujar Ketua RQKG dalam sambutannya.

Distribusi Santri Berdasarkan Level Hafalan

Santri yang diwisuda terbagi dalam empat kategori berdasarkan tingkat hafalan:

  • Level 1: Juz 30 dan pengenalan huruf – 11 santri

  • Level 2: Juz 30 dan 29, tahap belajar membaca – 7 santri

  • Level 3: Target 5 Juz (Juz 30, 29, 1, 2, 3) – 12 santri

  • Level 4: Hafalan 6–9 juz – 8 santri

Beberapa santri yang lulus tidak mengikuti wisuda karena telah melanjutkan pendidikan ke sejumlah pesantren ternama di luar daerah, seperti Bogor dan Yogyakarta.

Saat ini, Rumah Quran Kampong Gunong membina 114 santri aktif, yang terdiri dari 61 santri anak-anak dalam program tahfidz dan 53 santri remaja yang mengikuti program tahfidz dan tahsin.


Metode Tabarak: Membangun Hafalan Sejak Dini

Sejak didirikan pada tahun 2019, RQKG mengadopsi Metode Tabarak, sebuah pendekatan berbasis audio yang dikembangkan oleh Syaikh Kameel Al-Laboudy dari Mesir. Metode ini mengoptimalkan daya ingat dan pendengaran anak, bahkan sebelum mereka mampu membaca Al-Qur’an.

Hasilnya terbukti efektif. Beberapa santri seperti Hafiz, Abiyu, Naila, dan Inas — yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar — telah berhasil menghafal hingga 9 juz Al-Qur’an.

“Anak tidak perlu menunggu lancar membaca atau lulus munaqasyah TPA untuk mulai menghafal. Yang diperlukan adalah metode yang tepat, dukungan dari orang tua, serta lingkungan yang kondusif dan Qur’ani,” jelas Ketua RQKG.

Prestasi di Tingkat Lokal dan Provinsi

RQKG juga aktif mendorong partisipasi santri dalam ajang-ajang eksternal. Pada tahun 2024, beberapa santri mengikuti Seleksi Tahfidz Tingkat Provinsi Bangka Belitung untuk kategori hafalan 5 juz. Lembaga ini juga sukses menggelar Mushabaqah Hifzil Quran se-Kecamatan Manggar yang diikuti oleh 53 peserta dari berbagai kategori.

Pada ajang MTQH Tingkat Kabupaten Belitung Timur bulan Juni 2025 lalu, sejumlah santri tampil mewakili RQKG, antara lain: Keisya (tilawah), Abizar (tartil), serta Hafidz, Khalisa, dan Ghesty di cabang hifzil.

Peran Orang Tua dalam Menjaga Hafalan

Dalam penutupannya, Ketua RQKG mengingatkan bahwa wisuda bukanlah akhir dari proses belajar Al-Qur’an. Justru sebaliknya, tanggung jawab menjaga hafalan menjadi amanah sepanjang hayat.

“Lembaga kami hanya hadir 3–4 jam dalam sehari. Di luar itu, peran utama ada pada orang tua. Hidupkan rumah dengan Al-Qur’an. Biasakan tilawah bersama anak-anak, khususnya setelah Subuh dan Magrib. Jadikan rumah sebagai madrasah pertama,” pesannya.

Mahkota untuk Orang Tua: Simbol Kemuliaan di Akhirat

Prosesi wisuda ditutup dengan penampilan hafalan para santri dari tiap level, uji hafalan oleh tamu undangan bagi santri yang meraih predikat Mumtaz, serta prosesi penyematan mahkota kepada orang tua. Simbol ini menjadi pengingat bahwa perjuangan menghafal Al-Qur’an adalah jalan menuju kemuliaan, kelak di akhirat. (S)

TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×
Berita Terbaru Update