20 Februari 2025
Sisnet Radio - Manggar, Bulan Sya’ban memiliki makna yang sangat penting bagi masyarakat Pulau Belitung. Dalam tradisi lokal, bulan ini dikenal sebagai Bulan Ruahan atau Beruah, yang menjadi momen untuk mengirimkan doa bagi keluarga, orang tua, dan kerabat yang telah meninggal dunia. Tradisi ini mencerminkan nilai-nilai spiritualitas, kebersamaan, serta penghormatan terhadap leluhur yang telah berpulang ke rahmatullah.
Bulan Ruahan merupakan wujud pengamalan ajaran Islam dalam menghormati dan mendoakan mereka yang telah meninggal dunia. Masyarakat Belitung meyakini bahwa doa yang dipanjatkan oleh keluarga dan sahabat dapat menjadi bentuk kasih sayang yang terus mengalir bagi almarhum dan almarhumah.
Selain sebagai momentum doa bersama, tradisi ini juga menjadi bagian dari persiapan spiritual menjelang bulan suci Ramadhan. Umat Islam di Belitung meyakini bahwa menyambut Ramadhan dengan hati yang bersih, termasuk dengan berdoa bagi leluhur, akan membawa keberkahan tersendiri.
Rangkaian Kegiatan dalam Bulan Ruahan
Dalam pelaksanaannya, Bulan Ruahan biasanya diisi dengan beberapa kegiatan utama, antara lain:
- Doa dan Tahlilan Bersama – Keluarga dan masyarakat berkumpul di rumah-rumah, masjid, atau surau untuk membaca Yasin, tahlil, serta doa bagi arwah keluarga yang telah meninggal dunia.
- Sedekah dan Berbagi Berkah – Tuan rumah biasanya menyediakan hidangan atau sedekah makanan sebagai bentuk rasa syukur dan berbagi rezeki dengan sesama.
- Silaturahmi dan Penguatan Sosial – Tradisi ini juga mempererat hubungan antarwarga, memperkuat nilai-nilai kebersamaan, serta menjadi wadah introspeksi diri dalam meningkatkan kualitas ibadah.
Harapan dan Doa dalam Tradisi Beruah
Melalui tradisi Ruahan, masyarakat Belitung berharap agar para almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT, dilapangkan kuburnya, serta diterima seluruh amal ibadahnya. Sementara bagi mereka yang masih hidup, diharapkan diberikan hidayah, kesehatan, serta kelancaran dalam menjalankan aktivitas dan ibadah.
Pelestarian Tradisi Sebagai Warisan Budaya Religius
Sebagai bagian dari identitas budaya masyarakat Belitung, tradisi Ruahan diharapkan tetap lestari di tengah perkembangan zaman. Nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi ini, seperti kepedulian, kebersamaan, dan keikhlasan dalam berdoa serta berbagi, menjadi warisan yang terus diwariskan kepada generasi mendatang.
Dengan mempertahankan dan memaknai tradisi Ruahan secara lebih mendalam, masyarakat tidak hanya menjaga kearifan lokal, tetapi juga memperkuat spiritualitas dalam menyongsong bulan suci Ramadhan dengan hati yang penuh berkah.
Aamiin. 🙏 (S)