Jum'at 11 Apr 2025

Notification

×
Jum'at, 11 Apr 2025

Iklan

Iklan

Ajal, Angan, dan Amal: Sebuah Renungan Islam

Senin, 03 Februari 2025 | Februari 03, 2025 WIB | 27 Views Last Updated 2025-02-03T03:52:12Z


Khalid bin Yazid rohimahullah pernah ditanya mengenai tiga hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia:

  • Apakah sesuatu yang paling dekat dari manusia? Beliau menjawab, “Ajalnya.”

  • Apa yang paling jauh darinya? Beliau menjawab, “Angannya.”

  • Lalu apa yang paling diharapkan (dapat menyelamatkannya)? Beliau menjawab, “Amal sholeh.”

Ibnu Hibban rohimahullah memberikan nasihat bijak mengenai hal ini:

“Orang berakal itu tidak panjang angan-angan. Karena orang yang banyak berangan-angan biasanya lemah amalnya, dan apabila ajal telah datang maka angan-angan tidak akan ada manfaatnya.” (Roudhotul ‘Uqola)

Refleksi Kehidupan

Sebagai manusia, sering kali kita tenggelam dalam angan-angan dan rencana panjang, seakan-akan hidup ini akan terus berlanjut tanpa batas. Padahal, kenyataan yang paling dekat dengan kita adalah ajal—kematian yang tidak dapat ditunda atau dihindari. Sementara itu, angan-angan kita sering kali menjauhkan kita dari amal yang nyata, membuat kita menunda-nunda kebaikan dan lalai dalam ibadah.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati...” (QS. Ali Imran: 185)

Oleh karena itu, yang paling kita harapkan dan dapat menyelamatkan kita kelak bukanlah harta, pangkat, atau cita-cita duniawi, melainkan amal sholeh yang kita lakukan dengan tulus semata-mata karena Allah.

Kesimpulan

Hendaknya kita lebih banyak beramal daripada berangan-angan. Sebab, amal sholeh adalah satu-satunya bekal yang akan menemani kita saat ajal menjemput. Semoga Allah SWT memberi kita kemudahan dalam berbuat kebajikan dan menjauhkan kita dari kelalaian terhadap akhirat.

Editor: Sisnet Radio

Sumber: Inspirasi Islam

TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×
Berita Terbaru Update