Dalam pemaparannya, Kepala BPS Belitung Timur, Dwi Widiyanto, menjelaskan bahwa Kabupaten Belitung Timur mulai menunjukkan gejala inflasi sejak bulan Maret 2025. Beberapa faktor yang memengaruhi pergerakan inflasi antara lain normalisasi tarif listrik yang berdampak pada pengeluaran rumah tangga dan sektor usaha, serta kenaikan harga sejumlah komoditas pangan menjelang Hari Raya Idulfitri.
“Meski sudah diprediksi, kenaikan harga bahan makanan ini tetap harus menjadi perhatian bersama, terutama dalam menjaga daya beli masyarakat,” ungkap Dwi.
Menanggapi laporan tersebut, Bupati Belitung Timur, Kamarudin Muten, menyampaikan sambutan sekaligus arahannya. Ia menekankan pentingnya langkah-langkah strategis dalam menghadapi potensi inflasi yang lebih tinggi pada bulan April ini.
“Pemerintah Kabupaten Belitung Timur akan terus mendorong penguatan ketahanan pangan lokal serta menjaga stabilitas harga melalui program-program yang tepat sasaran. Pemantauan pasar secara rutin juga harus dilakukan untuk menjamin ketersediaan bahan kebutuhan pokok bagi masyarakat,” ujar Bupati.
Ia juga mengajak seluruh pemangku kepentingan — mulai dari instansi pemerintah, pelaku usaha, hingga masyarakat — untuk bersinergi dalam menjaga kondisi ekonomi daerah agar tetap stabil.
“Kita harus memastikan bahwa Belitung Timur berada di jalur yang tepat dalam mengelola inflasi. Tujuan kita bersama adalah melindungi daya beli masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan secara menyeluruh,” tutupnya.
Pemerintah Kabupaten Belitung Timur optimis, dengan kerja sama lintas sektor dan kesadaran bersama, tantangan inflasi yang muncul dapat diatasi dengan baik, guna mendukung terwujudnya Belitung Timur sebagai kabupaten yang nyaman dan berkemajuan.(S)