SISnet Radio-Manggar. Kapolres Belitung Timur, AKBP Indra Feri Dalimuthe, mengungkapkan bahwa fenomena geng motor telah muncul di Kabupaten Belitung Timur. Menindaklanjuti hal tersebut, Polres Beltim mengadakan Apel Deklarasi Penolakan Geng Motor dan Balap Liar pada Rabu (5/2/2025) sebagai langkah preventif dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.
Deklarasi ini melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk Pemerintah Kabupaten Beltim, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), tokoh masyarakat, tokoh agama, pelajar, serta komunitas pecinta motor. Semua pihak sepakat untuk menolak keberadaan geng motor yang berpotensi mengganggu keamanan dan ketertiban di wilayah Beltim.
Menurut Kapolres, geng motor yang dimaksud adalah kelompok anak muda yang kerap melakukan balap liar. Meskipun belum sampai pada tingkat tindakan kriminal seperti pembegalan atau perampasan, keberadaan mereka menimbulkan keresahan di masyarakat akibat aktivitas yang mengganggu kenyamanan serta membahayakan pengguna jalan.
"Berdasarkan laporan masyarakat, geng motor ini memang ada, meskipun mereka tidak selalu menampakkan diri. Biasanya mereka beraksi saat tidak ada patroli dengan menggelar balap liar," ujar AKBP Indra Feri Dalimuthe.
Pihak kepolisian telah mengidentifikasi sejumlah lokasi yang kerap dijadikan arena balap liar, antara lain jalan menuju Pantai Burung Mandi, kawasan sekitar kantor Kecamatan Damar, Jalan Laskar Pelangi di Kecamatan Gantung, serta Jalan Pantai Mudong di Kecamatan Manggar dan Gantung. Guna mengantisipasi aksi ini, Polres Beltim akan meningkatkan intensitas patroli di lokasi-lokasi tersebut serta menerapkan pendekatan persuasif dalam menindak pelanggaran yang terjadi.
Kapolres juga mengimbau masyarakat agar segera melaporkan aktivitas geng motor atau balap liar kepada pihak kepolisian melalui Polres Beltim, Kapolsek, atau Bhabinkamtibmas terdekat.
"Kabupaten Beltim adalah daerah yang aman dengan masyarakat yang mencintai ketertiban. Dengan dukungan penuh dari warga, kami yakin dapat bersama-sama menjaga stabilitas keamanan di wilayah ini," tambahnya.
.jpeg)
Dalam kesempatan yang sama, Bupati Belitung Timur, Burhanudin (Aan), menyatakan dukungannya terhadap langkah tegas Polres Beltim dalam memberantas geng motor dan balap liar. Salah satu permasalahan utama yang dihadapi adalah penggunaan knalpot racing yang menghasilkan kebisingan dan mengganggu kenyamanan warga.
"Mereka sering menimbulkan kebisingan sosial. Orang yang sedang beribadah, beristirahat, atau tidur menjadi terganggu. Hal ini tidak bisa dibiarkan," tegas Aan.
Sebagai upaya pencegahan, Bupati meminta agar Polres Beltim menertibkan peredaran dan penjualan knalpot racing atau knalpot non-standar yang beredar luas di pasaran. Ia menekankan bahwa penggunaan knalpot jenis ini seharusnya hanya diperbolehkan dalam ajang balap resmi yang memiliki izin.
"Saya meminta kepada Pak Kapolres untuk melakukan razia dan pemeriksaan lebih ketat. Jika ada yang masih menggunakan knalpot racing di jalan umum, segera tindak dengan tegas," ujar Aan.
Selain tindakan dari aparat, Aan juga menekankan pentingnya peran orang tua dalam mengawasi anak-anak mereka agar tidak terjerumus dalam pergaulan yang salah. Menurutnya, perhatian dan pengawasan dari keluarga sangat berpengaruh dalam mencegah anak-anak ikut serta dalam aktivitas geng motor yang dapat merugikan diri sendiri dan masyarakat.
"Masa depan anak-anak kita ada di tangan kita sebagai orang tua. Kita harus belajar dari kasus-kasus yang telah terjadi agar kejadian serupa tidak terulang di Belitung Timur," harapnya.
Dengan adanya kolaborasi antara pemerintah, kepolisian, dan masyarakat, diharapkan Kabupaten Beltim tetap menjadi wilayah yang aman, nyaman, dan kondusif bagi seluruh penduduknya.(sis)
